Perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT senantiasa relevan dengan waktu dan tempat, kapanpun dan dimanapun. Mengingat, ragam fitnah yang mengancam hati seorang hamba, lingkungan yang tidak kondusif ataupun lantaran hati manusia yang rentan mengalami perubahan dan sebab-sebab lainnya yang berpotensi menimbulkan pengaruh negatif dan turunnya tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang.
Pentingnya berwasiat kepada sesama muslim agar selalu bertakwa kepada Allah ini dapat disaksikan dari kenyataan bahwa Allah menjadikannya wasiat bagi orang-orang terdahulu dan yang akan datang. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah An-Nisaa 4:131.
“…dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang dibumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. [Q.S An-Nisaa 4:131]
Ketakwaan juga merupakan wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada umatnya. Pada haji wada’, beliau bersabda : “Bertakwalah kepada Allah, kerjakan sholat lima waktu, berpuasalah di bulan (Ramadhan), tunaikan zakat harta kalian, taati para penguasa, niscaya kalian masuk syurga Allah”. [HR. at-Tirmidzi].
Hal ini membuktikan bahwa Taqwa merupakan aspek yang sangat penting dan dibutuhkan dalam setiap kehidupan seorang muslim. Namun masih banyak yang belum mengetahui hakekatnya. Setiap khutbah jumat ataupun pengajian para khatib dan ulama selalu menyerukan setiap muslim untuk bertaqwa dan para makmumpun mendengarnya berulang-ulang kali. Namun yang mereka dengar terkadang tidak difahami dengan baik dan benar.