Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku baik potensial maupun aktual dan bersifat relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. Sedangkan kegiatan pembelajaran adalah kegiatan interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut keaktifannya. Aktif yang dimaksud ialah peserta didik mampu untuk aktif dalam bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena belajar memang merupakan suatu proses aktif dari peserta didik dalam membangun pengetahuannya. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar yang sesungguhnya.
Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik tidak hanya dituntut keaktifannya saja tetapi juga kekreativitasannya, karena kreativitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak monoton dan menarik sehingga peserta didik akan lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran.
Tujuan diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah memberi tekanan pada penataan nalar dan pembentukan sikap peserta didik serta pada keterampilan dalam penerapan matematika, seperti yang dikemukakan Erman Suherman. Belajar matematika merupakan kegiatan mental yang tinggi sebab matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak yang berkenaan dengan ide-ide, struktur hubungan-hubungan yang diatur secara logis yang akan membawa terjadinya proses pembelajaran matematika itu sendiri. Beberapa faktor yang menentukan terjadinya proses pembelajaran matematika meliputi : peserta didik, pendidik atau tenaga pendidik, sarana, dan prasarana, serta penilain disamping materi pelajaran. Proses pembelajaran akan berhasil apabila faktor-faktor tersebut dikelola dengan baik. Pengelolaan pembelajaran di kelas biasanya didominasi oleh guru, disinilah pangkal kesalahan dari guru dalam mengelola kelas. Guru seharusnya bisa mengurangi dominasi dan dalam pembelajaran peserta didik yang seharusnya lebih banyak diberikan porsi. Keberhasilan proses pembelajaran terletak pada turut sertanya peserta didik secara aktif oleh karena itu apapun metode yang digunakan dalam proses pembelajaran harus memungkinkan peserta didik dapat belajar secara aktif. Karena apabila peserta didik tidak dapat diarahkan untuk aktif, maka interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran tidak akan terjadi. Untuk itulah perlu digunakan cara-cara mengajar yang sesuai dan bervariasi dalam proses pembelajaran matematika.
Dalam pembelajaran matematika seringkali peserta didik merasa kesulitan dalam belajar sehingga berdampak dengan pemahaman konsep yang salah. Akibatnya prestasi peserta didik baik secara nasional maupun internasional belum bisa dianggap baik. Rendahnya prestasi tersebut disebabkan oleh faktor peserta didik sendiri yaitu mengalami masalah secara komprehensip atau secara parsial. Sedangkan guru yang bertugas sebagai pengelola pembelajaran seringkali belum mampu menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara lebih bermakna, serta penyampaiannya juga terkesan monoton tanpa memperhatikan potensi dan kreativitas peserta didik sehingga peserta didik merasa bosan dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi peserta didik sehingga peserta didik lebih memahami materi yang disampaikan.