Salah satu tugas yang diemban oleh pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada siswa dalam upaya membentuk kepribadian intelek yang bertanggung jawab melalui jalur pendidikan. Dan lembaga yang dipercaya oleh masyarakat ini adalah sekolah. Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada para siswanya. Sebagaimana peran sekolah yang tertulis dalam al Tarbiyah wa al Thuruq al Tadris bahwasanya, “Sekolah merupakan sarana yang bekerjasama dengan keluarga untuk mendidik anak.” Oleh karena suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman, maka perlu ada penyatuan pandangan yang akan berguna untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, agar tidak berjalansendiri-sendiri. Penyatuan pandangan dari sumber daya manusia di dalam organisasi ini diperlukan dalam bentuk ketegasan dari manajemen, penyatuan pandangan ini dituangkan dalam bentuk budaya organisasi yang akan mencerminkan spesifikasi dan karakter organisasi tersebut. Budaya ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Hal yang harus disadari bahwa sebuah organisasi yang baik dengan kepemimpinan yang baik, harus diikat pula oleh nilai-nilai yang diyakini oleh manajer dan bawahannya. Bagi manajer yang Islami, nilai-nilainya adalah nilai-nilai Islami. Bagaimanapun, sebuah organisasi akan sehat jika dikembangkan dengan nilai-nilai yang sehat yang bersumber dari agama. Dalam lembaga pendidikan Islam, budaya Islami akan menjadi kekuatan tersendiri. Nilai, kebiasaan, dan sikap positif yang terdapat dalam budaya Islami merupakan modal non-material yang kuat bagi terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang unggul di era sekarang dan mendatang. Jika melihat pengertian pendidikan Islam, yaitu aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dan didirikan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam. Maka berbagai komponen yang terdapat dalam suatu organisasi pendidikan Islam, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurikulum, metode, pola hubungan dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis dalam ajaran Islam. Hal inilah yang menjadi ciri khas yang membedakan antara organisasi yang Islami dengan yang tidak. Dari sini dapat diketahui, budaya Islami adalah norma hidup yang bersumber dari syariat Islam. budaya ini merupakan prasarana yang esensial untuk dikelola dalam rangka penerapan pengajaran berbasis nilai di sekolah, khususnya sekolah yang bercirikan Islam. Budaya Islami ini dapat tercermin dalam sikap: tabassum (senyum), menghargai waktu, cinta ilmu, mujahadah (kerja keras dan optimal), tanafus dan ta’awun (berkompetisi dan tolongmenolong). Dari latarbalakang diatas penulis akan membahas masalah bagaimana membangun budaya Islami di sekolah/ madrasah Khususnya dilembaga pendidikan Islam.