Makalah Melawan Phobia Terhadap Matematika

Loading

           
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarangini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan. Pendidikan merupakan masalah yang menarik untuk dibahas, karena melalui usaha pendidikan diharapkan tujuan pendidikan akan dapat tercapai. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi ,pemikiran yang kritis , sistematis, logis, kreatif dan kemauan kerja yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika,karena pendidikan matematika merupakan salah satu fondasi dari kemampuan sains dan teknologi.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan, karena dapat dilihat dari waktu jam pelajaran di sekolah yang lebih banyak dibandingkan pelajaran yang lainnya. Mengingat pentingnya pendidikan matematika perlu dilakukan suatu perencanaan dan perbaikan cara belajar yang dapat meningkatkan pemahaman siswa.
Menumbuhkan generasi yang tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi, maka tidak boleh dibiarkan adanya anak-anak muda yang buta matematika. Generasi muda harus dibiasakan mempelajari matematika sehingga mampu dalam menghadapi masalah-masalah nyata.
Dibalik alasan tersebut di temukan kesenjangan-kesenjangan sikap siswadalam mempelajari matematika diantaranya banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sulit, menakutkan bahkan sebagian dari mereka ada yang membencinya , sehingga matematika di anggap sebagai mook oleh mereka. Hal ini yang menyebabkan siswa menjadi takut (phobia) terhadap matematika.
Selama ini matematika di anggap pelajaran yang paling sulit oleh sebagian besar siswa. Anggapan demikian tidak lepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang sulit. Persepsi negative itu ikut dibentuk oleh anggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang- lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan, yang muncul atas pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara obyektif lagi.
Kondisi seperti ini masih seringkali masih didiperparah oleh sikap guru yang mengajarkan matematika. Pelajaran matematika sendiri sudah dianggap sulit,masih ditambah lagi guru yang mengajarkan matematika seringkali berperilaku cepat marah, suka mencela,sering menghukum siswa,terlalu cepat dalammengajar,membosankandan monoton.

 
 

 

Download Word

Download PDF

Author: Zukét

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *