Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainnya saling berhubungan. Namun hubungan tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang pertengahan, dan ada pula yang agak jauh. Secara harfiah terdapat beberapa penafsiran tentang arti istilah sufi. Di antara penafsiran itu antara lain menyebutkan bahwa kata sufi bermula dari kata safa (suci hati dan perbuatan), saff (barisan terdepan di hadapan Tuhan), suffah (menyamai sifat para sahabat yang menghuni serambi masjid nabawi di masa kenabian), saufanah (sejenis buah/buahan yang tumbuh di padang pasir), safwah (yang terpilih atau terbaik), dan bani sufah (kabilah badui yang tinggal dekat ka’bah di masa jahiliyah.
Selain itu seseorang yang menuntut ilmu pengetahuan haruslah mempunyai jiwa yang baik sehingga dapat menerima ilmu dengan baik pula. Contohnya kita tidaklah boleh selalu merasa senang, sedih, takut dan sebagainya, jadi keadaan jiwa kita haruslah stabil. Dalam hal ini disebut Ahwal, dalam pengertian lain ahwal adalah situasi kejiwaan yang yang diperoleh seorang sufi sebagai karunia dari Allah SWT, bukan dari hasil usahanya sendiri. Memperbaiki budi pekerti dan membersihkan jiwa hanyalah bisa dilakukan dengan semata-mata mengikuti sunnah nabi dimana berkat mengikuti sunnah nabi dan meneladaninya akan membuahkan hasil berupa ahwal yang baik.