Sebagai reaksi dari Firqah yang sesat, maka pada akhir abad ke-3 Hijriah timbul golongan yang dikenal sebagai Ahlusunnah Wal Jama’ah (Aswaja) yang dipimpin oleh 2 orang Ulama besar dalam Ushuludin yaitu, Syekh Abu Hasan Al-Asy’ari dan Syekh Abu Manshur Al-Maturidi. Perkataan Ahlussunnah Wal Jama’ah kadang kadang di sebut sebagai Ahlussunnah saja atau Sunni saja dan kadang-kadang disebut Asy’ari atau Asy’irah dikaitkan dengan Ulama besarnya yang pertama yaitu Abu Hasan Al-Asy’ari.
Aliran Al-Maturidiyah adalah sebuah aliran yang tidak jauh berbeda degan aliran Asy’ariyah. Keduanya lahir sebagai bentuk pembelaan terhadap Sunnah. Bila aliran Al-Asy’ariyah berkembang di Basrah maka aliran Al-Maturidi berkembang di Samarkand.
Asy’ari maupun Maturidi bukan tidak paham terhadap mazhab Mu’tazilah. Bahkan Al-Asy’ari pada awalnya adalah seorang Mu’taziliy namun terdorong keinginan mempertahankan sunnah maka lahirlah ajaran mereka hingga kemudian keduanya diberi gelar Iman Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Sepintas kita menyimpulkan bahwa keduanya pernah bertemu, namun hal ini dibutuhkan analisa.